Kenali dan Sembuhkan Rematik Selagi Dini
Rematik adalah penyakit
yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya. Rematik bisa
menyerang bagian kepala sampai kaki. Rematik biasa disebut juga dengan
nama arthritis Secara umum penyakit ini ditandai dengan sejumlah gejala,
seperti pembengkakan, kemerahan, nyeri di lutut, siku, pergelangan
maupun di bagian sendi-sendi lain, gangguan di otot dan tendon. gejala
rematik memang cukup luas. Rematik terdiri dari 150-an jenis. Tetapi ada
empat jenis rematik yang paling sering dijumpai di masyarakat kita
yaitu osteoarthritis yang disebabkan oleh pengapuran, rematik luar sendi
yang menyerang jaringan di luar tulang rawan, rematik peradangan, dan
rematik yang disebabkan oleh pengeroposan.
Tempat-tempat Penyakit Rematik
Tempat-tempat Penyakit Rematik
“Sekitar 50 persen
keluhan nyeri sendi disebabkan oleh pengapuran. Pengapuran berarti
menipisnya jaringan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan
persendian,”
Bantalan dalam
persendian yang aus itu menyebabkan terjadinya gesekan tulang sehingga
menyebabkan nyeri. Pengapuran ini merupakan proses degenerasi yang
dimulai pada usia 40 tahun. Kecepatan proses degenerasi berbeda pada
tiap-tiap orang.
Sendi seseorang bisa mulai bermasalah di usia 40-an. Namun ada orang
yang sampai usia 70-an sendinya baik-baik saja. Cepat lambatnya proses
tadi ditentukan oleh beberapa faktor risiko,”, antara lain : mutu tulang
rawan dan kelebihan berat badan. Tulang rawan yang bagus akan lebih
tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus
maka persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.
Jenis rematik yang paling banyak diderita penduduk dunia adalah
arthritis reumatoid (AR) yaitu rematik radang sendi, gout (asam urat)
yang disebabkan oleh kadar asam urat yang berlebihan dalam darah, dan
osteoarthritis (OR), yaitu pengapuran sendi. enurut dr.Riardi Pramudiyo,
SpPD-KR dari RS.Hasan Sadikin, Bandung, OR adalah penyakit sendi yang
paling banyak dijumpai. Penyakit ini bersifat degenaratif, yang angka
kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Gejala yang
menyertainya antara lain, nyeri pada persendian setelah penderita
melakukan aktivitas, atau saat perubahan cuaca dari panas ke dingin.
Seperti diungkapkan Riadi, faktor pencetus OR biasanya karena ada
penyakit lain atau keadaan tertentu. “Belum diketahui apa penyebab
primer, namun penyebab sekundernya bisa karena orang kegemukan, sehingga
beban yang harus disangga oleh lutut terlalu besar, atau karena
berlebihan memakai lutut, misalnya pemain bola profesional,” katanya.
Jenis penyakit rematik lain yang banyak diderita masyarakat Indonesia
adalah arthritis reumatoid (AR). Penyakit ini paling sering menyerang
kelompok usia 20-50 tahun. Gejala yang umum ditemukan adalah sendi kaku
saat bangun tidur dan penderita sulit bergerak.
Rematik pada orang berusia produktif umumnya disebabkan peradangan.
Peradangan ini bisa karena asam urat atau sebab-sebab lain. Rematik
karena asam urat ini banyak dijumpai pada pria berusia 30-an dan 40-an
tahun.
Jenis ini, menurut Dr Harry Isbagio, terjadi karena kelebihan hasil
metabolisme purin yang tertimbun di persendian. Timbunan ini yang
menimbulkan rasa sakit di persendian.
Dokter Harry sering menemui kesalahpahaman masyarakat mengenai asam
urat. Pasien sering datang berkonsultasi sambil membawa hasil tes asam
urat. “Mereka bertanya mengapa asam uratnya normal tetapi dokter
mendiagnosis terkena rematik. Mereka salah mengerti soal rematik. Tidak
semua rematik disebabkan asam urat,” jelasnya.
Gangguan autoimun seperti pada penyakit Lupus termasuk jenis rematik
yang disebabkan peradangan. Pada gangguan ini kekebalan tubuh tidak
berfungsi sebagai pembasmi bakteri, virus atau benda asing yang memasuki
tubuh. Kekebalan tubuh justru merusak jaringan tubuh yang sehat,
termasuk jaringan yang ada di persendian.
Begitupun dengan RA (Rheumatoid Arthritis). Penyakit itu termasuk
peradangan persendian yang penyebabnya masih belum diketahui. Menurut
Encyclopedia of Public Health, telah ada indikasi bahwa pola-pola
genetik bertanggungjawab terhadap timbulnya penyakit ini.
RA bisa menyerang orang pada umur berapa pun, termasuk balita.
Peradangan penyakit ini terjadi pada jaringan synovial yang terdapat
dalam persendian. Jaringan ini berfungsi untuk menghasilkan cairan
pelumas sendi. Pada pasien RA, jaringan ini membengkak dan menunjukkan
banyak sel yang meradang.
Mencegah, Pantangan dan Pengobatan Rematik
Menurut Riadi, obat-obatan yang sekarang ada di pasaran belum ada yang
bisa menyembuhkan penyakit rematik. Obat-obat itu hanya untuk mengurangi
rasa nyeri dan mencegah kerusakan sendi lebih lanjut. “Pengobatan
rematik biasanya jangka panjang,” ujarnya. Jika rematik yang menyerang
pasien sudah sampai tahap deformitas sendi (perubahan bentuk sendi) maka
biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan termasuk mahal, bahkan ada obat
yang harganya mencapai puluhan juta rupiah sekali suntik.
Obat yang biasa diberikan dokter pada pasien penyakit rematik antara
lain golongan analgesik (penghilang rasa nyeri), yang bisa menekan
prostaglandin, penyebab timbulnya peradangan. Obat ini memiliki efek
samping gangguan lambung. Karena itu, hadirnya obat rematik yang lebih
spesifik seperti celecoxib, disambut gembira karena memiliki efek
samping yang kecil pada lambung dan ginjal. Golongan obat lain adalah
kortikosteroid, untuk mengatasi inflamasi (peradangan) dan menekan
sistem kekebalan tubuh sehingga reaksi radang pada rematik berkurang.
Bentuk obat ini bisa berupa krim yang dioles pada kulit atau suntikan.
Sayangnya, obat ini memiliki efek samping seperti pembengkakan, nafsu
makan bertambah, berat badan naik, serta emosi yang labil.
Selain dengan obat-obatan, untuk mengurangi rasa nyeri juga bisa
dilakukan tanpa obat, misalnya dengan kompres es. “Kompres es bisa
menurunkan ambang nyeri dan mengurangi fungsi enzim,” ujar Riadi.
Kemudian, banyak jenis sayuran yang bisa dikonsumsi penderita rematik,
misalnya jus seledri, kubis atau wortel yang bisa mengurangi gejala
rematik. Beberapa jenis herbal juga bisa membantu melawan nyeri rematik,
misalnya jahe dan kunyit, biji seledri, daun lidah buaya, rosemary,
aroma terapi, atau minyak juniper yang bisa menghilangkan bengkak pada
sendi.
Menjaga berat badan ideal adalah salah satu langkah bijaksana untuk
mengurangi nyeri di sendi lutut. Setiap kelebihan berat badan membebani
sendi lutut serta panggul, dan menambah rasa nyeri karena rematik.
Selain itu bobot tubuh berlebih memperbesar risiko asam urat.
Olahraga ringan seperti jalan kaki bermanfaat untuk penderita rematik
karena asam urat. Ini karena jalan kaki membakar kalori, memperkuat otot
dan membangun tulang yang kuat tanpa mengganggu persendian yang sakit.
Untuk melakukan olahraga sebaiknya meminta pendapat dokter atau terapis,
supaya mengetahui gerakan-gerakan yang terbaik. Disarankan untuk
menghindari olahraga yang terlalu membebani lutut. “Bulutangkis, voli,
tenis, joging, bela diri sebaiknya tidak dilakukan. Apalagi ketika
rematik jenis asam urat itu sedang kumat. Berdiri terlalu lama akan
menimbulkan sakit yang luar biasa,” katanya.
Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini,
seperti tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan
tetap stabil, serta menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan dari laut dalam.
Jika Anda merasa tidak cukup mengkonsumsi ikan laut, mengkonsumsi
suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung omega 3. Dalam
omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian
agar tetap lentur.
Jangan anggap enteng gejala-gejala rematik yang timbul. Begitu rasa
nyeri mulai muncul, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendeteksi
mana yang sekedar pegal linu biasa atau yang merupakan gejala rematik.
Sumber : http://www.ibujempol.com/
Sumber : http://www.ibujempol.com/
No comments:
Post a Comment